Recent

About

Materi Teater

Pengertian, Fungsi, Unsur, dan Jenis Seni Teater
Selamat datang di softilmu, blog sederhana yang berbagi ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan berbagi ilmu pengetahuan tentang Seni Teater. Beberapa topik utamanya adalah Pengertian Seni Teater, Fungsi Seni Teater, Unsur – Unsur Seni Teater, dan Jenis – Jenis Seni Teater. Semoga ilmunya dapat bermanfaat.

A. PENGERTIAN SENI TEATER
Dalam sejarahnya, kata“Teater” berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas  untuk konsumsi penikmat.

Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater  dalam  arti sempit dideskripsikan  sebagai sebuah drama  (perjalanan hidup seseorang  yang dipertunjukkan  di  atas  pentas,  disaksikan  banyak orang  dan  berdasarkan atas  naskah  yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang  banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.

B. FUNGSI SENI TEATER
Peranan seni teater  telah mengalami  pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai  seni,  teater  tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, diantaranya meliputi:

1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo.
Teater  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater  tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.  Sehingga harapannya penonton akan terhibur  dengan pertunjukan yang digelar.

4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan  diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

C. UNSUR – UNSUR SENI TEATER
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu  teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:

1. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.

2. Pemain
Pemain  merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada  tiga  jenis  pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.

3. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.

4. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi  unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.

5. Properti
Properti  merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.

6. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
·                     Tata Rias  adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
·                     Tata  Busana  adalah  pengaturan  pakaian  pemain  agar  mendukung  keadaan  yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
·                     Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
·                     Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.
2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu

1. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
·                     Produser/ pimpinan produksi
·                     Mengurus semua hal tentang produksi;
·                     Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.

2. Sutradara/ derektor
·                     Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
·                     Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
·                     Mencari dan menyiapkan aktor;
·                     Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang                           oleh bagian desainer beserta kru.
3. Stage manager
·                     Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
·                     Membantu sutradar
4. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).

5. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
·                     Bagian pentas/tempat;
·                     Bagian tata lampu (lighting);
·                     Bagian perlengkapan dan tata musik;



D. JENIS JENIS SENI TEATER

1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa  peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat  digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.

Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.

Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para penerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.

2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.

3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.

4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.

Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini  adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

Pengertian Teater, Unsur, Fungsi, Contoh serta Perbedaannya dengan Drama

Teater adalah suatu aliran kesenian yang banyak digemari. Tak hanya oleh para seniman yang sudah profesional saja, teater juga banyak dipelajari oleh para seniman muda dan bahkan oleh para pelajar. Kesenian satu ini bahkan juga dipelajari dalam mata pelajaran kesenian di sekolah.
Para siswa yang menyukai teater juga banyak yang mengadakan ekstrakurikuler teater. Tak hanya pelajar sekolah saja, para mahasiswa di perguruan tinggi juga ada banyak yang terlibat dalam kegiatan unit kegiatan mahasiswa di bidang teater. Lantas, apa pengertian teater? Apa pula unsur, fungsi serta contoh teater? Agar lebih jelas lagi, akan dijelaskan pula mengenai apa perbedaan teater dan drama?

Pengertian Seni Teater

Untuk memahami pengertian teater, kita bisa mulai membahasnya dari sejarah kata ‘teater’. Kata teater berasal dari bahasa Inggris ‘theater’ atau ‘theatre’. Sedangkan dalam bahasa Perancis, kata ini berasal dari ‘théâtre’ dan pada bahasa Yunani dari kata ‘theatron (θέατρον)’. 
Jadi, secara etimologis, pengertian kata “teater” adalah tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan jika dilihat dari makna istilah, kata teater berarti segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi para penonton atau penikmatnya. Istilah teater juga dapat diartikan dalam dua cara, yakni dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, teater diartikan sebagai sebuah drama atau perjalanan hidup seseorang yang dipertunjukkan di atas pentas, serta disaksikan oleh banyak orang dan berdasarkan naskah yang tertulis. 
Sedangkan dalam arti luas, teater diartikan sebagai segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang banyak, dapat berupa ketoprak, dagelan, ludruk, wayang, janger, mamanda, sulap, sintren, akrobat, dan lain sebagainya.

Perbedaan Teater dan Drama

Istilah teater seringkali dikaitkan dengan drama. Kedua hal ini dianggap memiliki hubungan yang sangat erat dan identik. Padahal, pada prinsipnya, istilah teater dan drama adalah dua istilah yang berbeda. Drama adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno ‘draomai’ yang artinya bertindak atau berbuat, serta dalam bahasa Perancis dari kata ‘drame’ yang berarti menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.

Dari penjelasan ini, dapat diketahui mengenai perbedaan teater dan drama. Teater berkaitan langsung dengan pertunjukkan, sedangkan drama berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang hendak dipentaskan. Jadi, hubungan dari keduanya adalah teater menjadi visualisasi drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung serta disaksikan oleh para penonton. Dapat dikatakan pula bahwa drama adalah bagian atau salah satu unsur teater.

Fungsi Seni Teater

Seiring perkembangan jaman, fungsi teater juga mengalami perkembangan. Dulunya, seni teater difungsikan sebagai sarana upacara atau hiburan. Tapi kini fungsi teater juga mencakup sarana pendidikan. Sebagai bagian dari seni, teater tak cuma dikonsumsi oleh masyarakat sebagai hiburan saja. Teater kini juga berperan dalam nilai afektif dalam masyarakat.

Adapun fungsi teater meliputi :
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Teater pada awalnya hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos serta sebagai upacara pesta untuk dewa Apollo. Fungsi teater untuk kepentingan upacara ini tidak memerlukan penonton. Penonton teater ini sudah menjadi bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia, seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara juga dikenal sebagai teater tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater term asuk bentuk seni yang berfokus utama pada laku dan dialog. Dalam praktiknya, para seniman teater akan mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh dan juga dalam ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan
Teater juga berperan sebagai sarana hiburan. Dalam hal ini, sebelum pementasan teater dilakukan, harus terdapat persiapan dengan usaha maksimal. Dengan begitu, diharapkan para penonton akan terhibur lewat pertunjukan yang digelar.

4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif. Hal ini berarti bahwa teater tidak hanya dikerjakan secara individual saja. Untuk mewujudkan seni teater, diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila suatu teater dipentaskan, maka diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain dapat tersampaikan pada para penontonnya. Sebab, umumnya  manusia akan lebih mudah mengerti suatu nilai baik atau buruk melalui pertunjukan, dibandingkan jika hanya membaca lewat sebuah cerita.

Unsur-Unsur Seni Teater

Tidak setiap pertujukan dapat dikatakan sebagai teater. Pertunjukkan bisa disebut sebagai teater apabila memenuhi unsur-unsur teater. Unsur-unsur teater terbagi menjadi dua, yakni unsur internal dan unsur eksternal, sebagai berikut :

Unsur Internal Teater
Unsur internal teater adalah unsur utama yang asalnya dari dalam teater itu sendiri. Jika tidak ada unsur utama ini, maka tidak akan ada pertunjukan teater. Unsur-unsur internal teater meliputi:

1. Aktor
Aktor adalah pemeran utama dalam pementasan teater. Tugas aktor dalam teater adalah untuk menyampaikan jalannya cerita melalui ekspresi, gerak dan suara.

2. Naskah
Dalam seni teater, naskah disebut sebagai lakon atau arahan peran. Naskah menjadi panduan dari jalannya cerita bagi para aktor dan sutradara dalam melakukan pementasan teater.

3. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang dapat dinikmati oleh para penonton serta orang banyak. Pementasan adalah sebuah pertunjukan yang menyajikan estetika gerak, suara, ekspresi, dan setting dalam sebuah cerita atau drama.

4. Sutradara
Sutradara adalah orang yang bertugas untuk mengarahkan semua unsur yang ada di dalam seni teater. Tanggug jawab sutradara meliputi; mengarahkan aktor, membedah naskah dan juga untuk memunculkan ide-ide terkait pentas teater.

5. Kostum
Kostum adalah unsur penunjang bagi para aktor dalam melakukan pementasan teater. Kostum yang tepat dapat membuat watak  aktor terkesan mirip sesuai perwatakan tokoh yang dibawakan.

Unsur Eksternal Teater
Unsur eksternal teater adalah unsur pendukung yang berasal dari luar teater. Tanpa adanya unsur pendukung, pertunjukan tidak dapat berjalan dengan sukses. Adapun unsur-unsur eksternal teater meliputi:

1. Staf Produksi
Staf produksi meliputi orang-orang yang berada di balik layar teater, yang berperan untuk mendukung jalannya pementasan. Staf produksi terdiri dari manager tingkat produser atau pimpinan produksi hingga staf-staf di bawahnya. Tugas masing staf produksi berbeda-beda sesuai posisinya.

Jenis Jenis Seni Teater Berdasarkan Zamannya

Jenis-jenis teater dapat dibagi menurut zamannya. Jenis teater menurut jamannya dibagi dalam tiga jenis, yakni teater tradisional, teater modern, dan teater kontemporer. Berikut keterangannya.

1. Seni Teater Tradisional
Seni teater tradisional adalah seni teater yang asalnya dari suatu masyarakat tertentu. Teater tradisional umumnya tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Jadi, dapat dikatakan sangat dekat dan menjadi bagian hidup di dalam masyarakat. Teater tradisional ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang sampai sekarang. Teater tradisional umumnya dikenal pula sebagai teater klasik.

Ciri-Ciri Seni Teater Tradisional
• Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri (dalam bentuk dan cara penyajian, gerak fisik, latar, serta irama pengiringnya).
• Menggunakan latar atau setting sederhana.
• Pertunjukan diselenggarakan pada pentas terbuka tanpa menggunakan panggung.
• Berisi pesan moral dan nilai-nilai luhur.
• Kebanyakan dari dialognya adalah improvisasi.

Contoh Seni Teater Tradisional
Contoh seni teater tradisional yang banyak dijumpai dalam masyarakat adalah wayang orang, sendratari, lenong dan ketoprak.

2. Seni Teater Modern
Seni teater modern adalah jenis seni teater yang sudah tidak menggunakan pakem seni teater tradisional. Teater modern tumbuh dan berkembang dengan mendapat pengaruh perkembangan dari seni teater barat (dramaturgi). Dapat dikatakan bahwa seni teater ini sudah memiliki struktur, dan dialognya pasti serta mengikuti naskah. Jalan ceritanya pun juga mutlak ditentukan oleh sutradara. Teater modern telah menghilangkan sisi tradisi sehingga lebih menonjolkan sisi hiburan.

Ciri-Ciri Seni Teater Modern

• Bertujuan sebagai hiburan dan mendapatkan apreasiasi saja.
• Menggunakan bahasa nasional di dalam dialognya.
• Pertunjukan diselenggarakan pada pentas tertutup dengan menggunakan panggung serta segala properti pendukungnya.
• Berisi kritik sosial yang ada pada era sekarang.
• Kebanyakan dialognya sesuai dengan naskah, namun tetap boleh untuk diimprovisasi.

Contoh Seni Teater Modern
Contoh seni teater modern yang banyak dijumpai dalam masyarakat adalah drama, operet dan drama musikal.

3. SENI TEATER KONTEMPORER
Seni teater kontemporer adalah jenis seni teater yang mengandung usur kekinian. Teater kotemporer tumbuh dan berkembang di antara para tokoh penggiat teater dan komunitas teater. Seni teater kotemporer tidak menyasar pada jumlah penonton yang banyak atau pertunjukan yang megah. Pertunjukan ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan sutradara pada kalangan yang memahami teater, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat tersampaikan secara tepat pada penontonnya.

Ciri-Ciri Seni Teater Kontemporer

• Merupakan buah pikir atau ide dari pada sutradara pribadi.
• Menggunakan bahasa nasional atau internasional di dalam dialognya.
• Pertunjukan diselenggarakan sesuai dengan tema. Dapat dilakukan pada pentas tertutup atau pentas terbuka, tanpa atau dengan panggung.
• Berisi nilai atau pesan sutradara yang hendak disampaikan pada penonton tertargetnya.
• Dialognya sebagian dari naskah, sebagian improvisasi.

Contoh Seni Teater Kontemporer
Contoh seni teater kontemorer yang banyak dijumpai dalam masyarakat seperti teater jalanan, teater persembahan (tribute to) dan teater kemanusiaan.

Jenis-Jenis Seni Teater Berdasarkan Penyampaiannya

Jenis - jenis teater menurut penyampaiannya dapat dibagi dalam lima jenis, yakni teater boneka, drama musikal, teater gerak/ pantomim, teater dramatik dan teaterikalisasi puisi. 

1. Seni Teater Boneka
Seni teater boneka merupakan jneis seni teater yang dimainkan para tokoh yang berupa boneka. Biasanya teater ini mengangkat tema cerita legenda atau kepercayaan tertentu. Teater boneka telah ada sejak zaman Yunani, India dan Mesir Kuno, yang dibuktikan dari ditemukannya seni teater tersebut di dekat makam-makam kuno. Boneka yang digunakan dapat bermacam-macam. Seperti boneka yang digerakkan dengan tali Marionette, boneka yang digerakkan dengan tongkat seperti wayang, dan yang digerakkan dengan tangan. 

2. Drama Musikal
Seni teater yang berbentuk drama musikal adalah jenis seni teater yang dimainkan oleh orang serta didukung dialog yang indah. Teater jenis ini mengedepankan suara dalam penyampaian ceritanya. Pementasannya dapat dilakukan dalam bentuk dialog, nyanyian, musik, dan dipadukan dengan tarian dan alunan lagu.Contoh drama musikal yang paling sering dilakukan dalam masyarakat adalah opera. Opera juga sering dipentaskan dalam tim paduan suara untuk membuat suasana jadi lebih hidup. Selain itu, opera juga merupakan seni teater lawas yang diperkirakan sudah ada di dunia barat sejak awal tahun 1600 masehi.

3. Seni Teater Gerak
Seni teater gerak merupakan jenis seni teater yang biasa dimainkan dengan menggunakan dialog minim, bahkan terkadang tanpa dialog. Teater gerak juga disebut sebagai pantomim. Tokoh dalam seni teater gerak hanya menyampaikan cerita melalui gerakan saja. Dalam beberapa pertunjukan, pantomim sering dipetnaskan tanpa menggunakan properti sama sekali. Karenanya, penonton pantomim akan diajak untuk membayangkan properti melalui perlakuan dan ekspresi tokohnya. Pantomim termasuk jenis seni tetaer paling minimalis, baik dari segi unsur maupun penampilan.

4. Seni Teater Dramatik
Seni teater dramatik merupakan jenis seni teater yang menyajikan rangkaian cerita persis dengan kejadian nyatanya. Seni teater dramatik menggunakan dialog dari naskah yang ketat, jarang dan seringkali bahkan tanpa improve. Tata gerak dan penuturan cerita dalam teater dramatik dibuat dengan senyata mungkin. Dapat dikatakan pula bahwa seni ini menitikberatkan pada kemiripan dari kejadian nyata terhadap isi cerita, atau sesuai pakem. Tidak ada pengembangan dan improvisasi dalam pementasannya karena tujuannya murni untuk menyamakan cerita sesuai kejadian nyata agar semirip mungkin.

5. Teatrikalisasi Puisi   
Teatrikalisasi puisi merupakan jenis seni teater yang dimainkan berdasar pada karya sastra puisi. Biasanya, teatrikalisasi puisi berisi tentang suara dan pandangan si pembuat puisi tersebut. Apabila dilihat dari kandungan isi ceritanya, maka teatrikalisasi puisi bersifat menyampaikan ajakan untuk melakukan suatu hal. Selain itu, teatrikalisasi puisi juga dapat digunakan sebagai media penyampaian suara atau kritik sosial. Kebanyakan pementasan seni teater ini dilakukan ketika ada acara khusus tertentu dengan penonton yang terbatas.


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Materi Teater"